Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

CATATAN INTROVERT - LAMPU TEMARAM DI UJUNG JALAN

Gambar
Malam itu begitu syahdu, jauh kau berjalan. Kemudian tepat di bawah lampu yang temaram di pinggir jalan, kau menepi.  Tiang lampu itu tidak istimewa. Menjulang ke atas, dengan besi kehitaman. Warna lampunya oranye. Kau seperti terhiptonis akan suasana temaramnya.  Semilir malam mulai terasa menusuk, tapi tidak berhasil membuat kau mengantuk. Kau menatap jauh, entah apa yang direnungkan. Yang jelas mata itu menyiratkan beban yang begitu dalam. Hilir mudik pengguna jalan bahkan tak mampu membuat kau kehilangan fokus.  Setelah berpuluh menit berlalu, kau bersuara. "Mereka ga tau, dan ga boleh tau." Lirih, dan kau mulai sesegukan. Entah apa dan kenapa, kau terus saja menangis. Suara tangisan membelah semak belukar tepat di depan tiang lampu itu. Jangkrik dan katak yang dari tadi sibuk berceloteh kini bahkan tak bersuara, seakan tau di sana ada manusia yang sedang tidak baik-baik saja. Mereka turut berduka, mengheningkan cipta dengan khusyu yang paling mendalam. Tanpa mempedulikan

C.I.N.T.A

Gambar
Cinta itu sederhana dan suci, namun ambisi datang membelit dan menodai. atau Cinta itu takhta tertinggi, Lebih baik mati dari pada tidak memiliki. Scr: blokbojonegoro.com  C.I.N.T.A kata yang penuh dengan misteri, penuh dengan arti. Setiap insan   di muka bumi ini mengenal dengan jelas kata cinta, bahkan sering mempergunakannya.  Namun tidak semua insan-insan ini menyadari bahwa cinta itu suci dan juga sederhana.   Seperti yang dikatakan oleh Alm. Eyang Supardi dalam puisinya Aku Ingin. “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu” Cinta Aku begitu sederhana, dan juga suci. Bahkan ketika api membakar kayu   sampai menjadi abu pun, cinta itu masih ada di sana. Tapi benarkah cinta se-sederhana itu? Bagaimana dengan ambisi ingin memiliki? Apakah cinta cukup dirasa olehmu saja tanpa dia mengetahuinya? Banyak kata-kata ajaib terkait permasalahan C.I.N.T.A .  Dua diantara kebanyakannya sering digunakan ole

HALO DESEMBER

Desember, b ulan di penghujung tahun, penutup bulan-bulan sebelumnya. Desember datang, bersama tahun yang siap berganti. Begitupun dengan usia, juga ikut berganti dan berubah digitnya menjadi sesuatu yang lebih besar, lebih tua, namun belum tentu dewasa.  Sepenuhnya kita menyadari bahwa diri ini tidak lagi sama. Tidak lagi sama dengan diri sendiri enam bulan, tiga bulan, bahkan sebulan yang lalu. Semuanya berubah, namun dengan cara yang sangat implisit sehingga kepalang tanggung untuk menyebutnya perubahan menuju kedewasaan. Pelik memang jika dipikirkan. Di balik perubahan yang begitu implisit untuk menuju kedewasaan, kita juga menyadari bawah diri ini bukan lagi bocah dengan pemikiran naifnya. Mau tidak mau, suka tidak suka, Desember akan mengantarkan kita pada tahun yang baru, pada lembaran yang baru, yang siap diisi dengan cerita yang baru pula. Namun, satu hal yang pasti, tahun, bulan, dan hari yang telah terlewati bukanlah sekedar kenangan yang telah terjadi. Bukan pula peristiwa