MAHASISWA SEMESTER 7, UDA BOLEH SAMBAT?

Sebuah overthingking yang berdilema.

Tiga tahun kuliah akhirnya mengantarkan kita kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentausa mengantarkan kita ke  depan pintu gerbang perjuangan untuk menuju kemerdekaan. Sekurangnya begitulah narasi yang menggambarkan kondisi mahasiswa semester 7 saat ini.

Kita sama-sama memaklumi bahwasannya semester 7 merupakan masa yang cukup berat. Awal transisi dari seorang mahasiswa menuju sarjana. Oleh karenanya, tidaklah berlebihan jika kita mengatakan semester 7 merupakan pintu gerbang menuju kemerdekaan. 

Awal transisi ini dimulai dengan Kukerta, Magang (atau dalam fakultas pendidikan dikenal dengan istilah PLP/Praktik Lapangan Persekolahan), yang kesemuanya membutuhkan penanganan ekstra. Belum lagi mata kuliah teori yang masih harus diambil, serta tuntutan untuk memulai menulis skripsweet.

Pemakluman yang kita buat di atas, tentunya akan memiliki dampak. Layaknya hukum sebab-akibat. Sedikit kita ulas, jika nanti salah satu teman semester 7-mu bercerita tentang bagaimana beratnya ia menjalani semester 7, atau kamu melihat curhatan sambat seorang mahasiswa semester 7 di media sosial, maka mari kita sepakati saja bahwa benar mereka sedang memasuki masa-masa yang berat.

Sebenarnya ini hanya akan mengarahkan kita kepada pembenaran yang dikhususkan. Mengapa demikian? Simpel saja, setiap orang memiliki masalah hidup. Terlepas dia mahasiswa semester 7 atau bukan, dia juga berkemungkinan untuk memiliki masalah yang berat. Tapi, kita akan berbicara panjang lebar sekali jika tidak memberikan batasan untuk suatu topik pembahasan, bukan? Maka dari itu, tulisan ini akan dibatasi sesuai dengan judul yang diberi. 

***

Klasik sekali, yang sering menjadi bahan sambatan mahasiswa semester 7 adalah laporan dan proposal. Dan jangan lupa bahwa sebelum memasuki tahap proposal, harus melewati tahap pengajuan judul terlebih dulu tentunya. Di sinilah proses sambatannya dimulai. Tidak hanya sambat, tak jarang juga bisa menimbulkan insecure.

Oleh karena itu, jangan kita bandingkan antara temanmu yang satu dengan temanmu yang lain. Sejujurnya, tidak ada manusia yang baik-baik saja ketika temannya berkata, "Kok kamu belum? Dia uda lo. Padahal kamu kan  ...." 

Be wise, semester 7 bisa menjadi salah satu fase bagi kita untuk mendewasakan diri.  Kita sudah sampai pada tahap untuk bisa (tidak, harusnya memang sudah bisa) mengunakan pikiran yang dewasa. Tapi bukan bearti harus serius selalu dan tidak boleh bercanda. Maksudnya, harus bisa dibedakan mana yang bisa dibercandakan dan mana yang tidak bisa dibercandakan.

Lelah dengan segala tuntutan terkadang membuat kita menjadi lebih sensitif. Dalam kamus sosial media, lebih sering digunakan istilah baperan. Yang entah bagaimana keduanya malah mengarah kepada konotasi yang negatif. Seolah-olah mereka yang dibercandakan (korban) tidak boleh marah, dan mereka yang tidak bisa mengontrol mulutnya (pelaku) dapat dimaklumi dengan mudahnya dibalik kalimat, "Ah. Baperan amat jadi orang. Ga asyik."

Jangan terlalu jauh kita mengambil contoh sampai ke sosial media. Mari kita ambil dari lingkungan terdekat, lingkungan temanmu. Terkadang kita lupa untuk mengontrol pembicaraan ketika nongki bersama teman satu geng/satu kos/satu jurusan/satu kelompok KKN/dan lingkungan pertemanan dekat lainnya. Tanpa bisa kita ketahui apakah teman tersebut bisa menerima semua bercandaan yang dilontarkan atau malah tergores hatinya. Contoh kecilnya,

"Kok kamu masih banyak MK teorinya?" Tanya A kepada B.

"Hehehe." Si B hanya bisa berseloroh.

"Yalah, dia cuman dapat jatah 21 SKS terus," sambar si C.

"Iya, main kedai kopi terus sih," sambung si D.

Jika kamu di posisi B, apa yang kamu rasakan?

"Plat Jakarta sih, B ajaaa." 

Itu sih kata yang keluar dari mulutmu. Yakin hatimu tidak tergores sedikitpun?

Dan apa pula yang kamu katakan jika berada pada posisi A, C, dan D setelah mengetahui si B tergores hatinya.

"Iya, dia emang baperan lo" atau

"Baperan amat, Anjimmm."  atau sesuatu yang lebih bijak?

"Ko sih mulai duluan," tuduh Si C dan D ke A

Daik, Lingga - 19 September 2020


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ROMANSA SENJA 2

HALO DESEMBER

CATATAN INTROVERT - LAMPU TEMARAM DI UJUNG JALAN